METODE MATERNAL REFLEKTIF: PEMBEKALAN BAGI DIFABEL TULI DI SLB KARNNAMANOHARA

Dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, SLB Karnnamanohara merujuk pada Kurikulum 2013 yang telah disusun khusus untuk kelompok tuna rungu atau difabel tuli. Salah satu program yang ada khusus untuk difabel tuli adalah Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama atau yang biasa disingkat menjadi BKPBI.

BKPBI ini dilaksanakan guna untuk memaksimalkan sisa pendengaran dan mengasah kecakapan komunikasi verbal pada difabel tuli. BKPBI diaplikasikan sesuai dengan usia dan kemampuan masing-masing anak. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu:

  1. Deteksi Bunyi Musik atau Irama, pada tahap ini, anak-anak dilatih untuk memberi respon berbeda pada ada atau tidak adanya bunyi, dan juga kesadaran atau kepekaan pada bunyi. Tujuan dari tahap ini ialah agar anak dapat menyadari adanya bunyi-bunyian latar belakang, bunyi suara manusia, dan juga bunyi suara binatang
  2. Diskriminasi Bunyi atau Irama, pada tahap ini, anak-anak dilatih untuk membedakan jenis bunyi (mis: bunyi alat musik dan bunyi bahasa). Tujuan dari tahap ini ialah agar anak dapat mengidentifikasi dua macam atau lebih sumber bunyi yang timbrenya berbeda
  3. Identifikasi Bunyi atau Irama, tujuan dari tahap ini ialah agar anak dapat menyebutkan dan mengetahui karakteristik bunyi dan dapat mengenali bunyi-bunyi yang diperdengarkan baik dari bunyi alat musik maupun bunyi suara manusia. Bunyi yang dapat diidentifikasi antara lain seperti: kicauan burung, bunyi bedug, klakson, bunyi terompet, suara tertawa, berteriak, dsb.
  4. Komprehensi Bunyi atau Irama, tahap ini dilaksanakan dengan tujuan agar anak dapat memahami dan melakukan perintah sesuai dengan bunyi yang diperdengarkan. Anak-anak dilatih untuk menangkap arti dan makna dari bunyi berdasar pengalaman sehingga dapat memberi respon yang sesuai. Tahap ini merupakan tahap paling akhir, sehingga, anak-anak setidaknya sudah dapat mengidentifikasi lebih dari 50% suara/bunyi pada tes identifikasi

gambar pensos kurikulum

Di SLB Karnnamanohara sendiri, salah satu contoh hasil dari program BKPBI merupakan kemampuan anak-anak untuk memainkan angklung dan dapat menangkap pembicaraan maupun latar belakang suara di sekitarnya. Selain itu, SLB Karnnamanohara juga menerapkan metode maternal reflektif (MMR), dimana seluruh aspek diri anak baik secara sosio-emosional, kognitif, personal, dan intelektual merupakan hal yang penting. Salah satu bentuk metode maternal reflektif yang diterapkan oleh SLB Karnnamanohara yaitu menekankan pada melatih kemampuan anak-anak untuk menangkap ekspresi dan membaca gerakan bibir orang lain agar kemampuan komunikasi dan berbahasanya lebih lancar.

SLB Karnnamanohara menggunakan metode maternal reflektif juga sebagai salah satu cara untuk mempersiapkan anak-anak selepas mengenyam pendidikan dan ketika harus berinteraksi setiap harinya dengan masyarakat yang sebagian besar masih belum bisa menggunakan bahasa isyarat, atau pun untuk urusan karir mereka di masa yang akan datang, seperti contohnya pelaksanaan wawancara untuk seleksi kerja, dsb. Dan dengan diterapkannya metode maternal reflektif ini, anak-anak diharapkan dapat beradaptasi lebih baik dan cepat dengan masyarakat lainnya.

 

Sumber:

Sensus, A. I. (2015, April 26). PRINSIP, TEKNIK, DAN PROSEDUR PEMBELAJARAN BKPBI (Penulis Agus Irawan Sensus, M.Pd.). Retrieved from https://jofipasi.wordpress.com/2015/04/26/prinsip-teknik-dan-prosedur-pembelajaran-bkpbi-penulis-agus-irawan-sensus-m-pd/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top