Melihat dari Sudut Pandang yang Berbeda

3D male in wheelchair with arms raised against a purple sunset l

Sumber Gambar : http://www.freepik.com

Selama ini kita tahu, difabel atau different abilities people memiliki kemampuan khusus yang berbeda dari kebanyakan orang dalam melakukan kegiatannya. Jadi, dari definisi ini kita tahu bahwa menjadi seorang difabel bukanlah sesuatu kekurangan, sebab setiap orang memang memiliki cara masing-masing dalam melakukan kegiatannya, bukan?

Selama ini, sebagian besar dari kita memandang seorang difabel dari sudut pandang orang dengan special case tersebut. Mulai dari bagaimana seorang difabel itu bisa beraktivitas dengan caranya sendiri, kehidupan sosialnya di masyarakat non-difabel, dan mungkin bagaimana cara kita bisa memberi mereka semangat serta meyakinkan mereka bahwa hidup ini harus terus berjalan walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Namun pernahkah kita berfikir mengenai keadaan keluarga sang difabel itu sendiri? Bahwa selama ini keluarga, terkhusus orang tua, juga harus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya yang menjadi difabel. Mari kita melihat dari sisi yang berbeda untuk memahami seorang difabel.

Keluarga adalah orang yang paling dekat dengan kita, yang pertama kita lihat di dunia, dan merekalah orang yang selalu ada untuk kita dalam keadaan senang ataupun sedih. Begitupun bagi semua orang difabel, mereka bisa kuat dan tetap semangat dalam menjalani hari-harinya tentunya karena ada keluarga di dekat mereka. Mari mulai dari sini, pernah tidak sih kita terfikir, bahwa kebutuhan seorang difabel tidaklah mudah untuk ditemukan, jika tidak mudah maka harga untuk itu tentulah cukup menguras kantong, bukan? Siapa yang memenuhi semua itu? Yap! Ke-lu-ar-ga. Lagi-lagi, bahwa pada nyatanya banyak difabel yang harus melakukan pengobatan atau terapi intensif yang rutin dilakukan, tidak hanya 1 – 2 minggu bahkan bisa bertahun-tahun. Siapa yang selalu sabar untuk mendampingi dan menguatkan teman difabel kita? Support utama tentunya berasal dari keluarga. Serta yang terakhir, menemukan pendidikan yang tepat untuk difabel juga tidaklah mudah, sekolah luar biasa belum selalu ada di semua tempat, jika ada mungkin susah untuk diakses karena letaknya yang jauh. Siapa yang selalu ada untuk menyiapkan pendidikan terbaik bagi seorang difabel? Tentunya keluarga itu sendiri.

Peran keluarga yang sangat besar kadang tidak terlalu diperhatikan selama ini. Memberi support terhadap rekan difabel kita memang sangatlah penting, namun dibalik semua itu, ada keluarga –terutama orang tua– yang butuh diberi dukungan pula. Kadang, keluarga juga memiliki titik terendahnya, batas sabarnya, dan puncak dari kelelahannya. Menerima kenyataan bahwa anaknya memiliki hal yang berbeda dengan orang lain, tidaklah hal yang mudah dilakukan. Semuanya butuh waktu untuk dapat ikhlas dan tegar. Tidak cukup sampai disitu, setelah itu keluarga harus bangkit untuk memperjuangkan semua yang terbaik bagi anaknya yang menjadi seorang difabel, seperti yang telah disebutkan di atas.

Jadi, mulai sekarang yuk! Kita rangkul teman difabel kita, tidak hanya mereka, namun juga keluarga mereka. Mari kita ucapkan terimakasih bagi semua keluarga hebat itu. Terimakasih untuk tetap kuat. Terimakasih untuk tidak menyerah. Dan terimakasih untuk tetap memperjuangkan yang terbaik bagi teman difabel kita.

Author : Annisa- Div.Kastrat

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top