Stigma terhadap Difabel: Apa Pengaruhnya?

Business executives with hand stacked

Sumber Gambar : http://www.freepik.com

Usaha pemenuhan hak-hak bagi difabel terus digalakkan dan semakin hari semakin tampak kemajuannya, setidaknya dari yang terlihat selama ini. Mulai dari pengadaan fasilitas yang lebih memadai, pembentukan undang-undang yang berpihak kepada difabel, juga bentuk-bentuk advokasi lainnya dalam upaya pemenuhan hak-hak mereka. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal tersebut belum sepenuhnya memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan, namun terlihat sudah ada kemajuan berarti yang mengarah ke sana.

Lalu, kini apa yang masih harus dikhawatirkan? Jawabannya adalah: stigma negatif di masyarakat. Hal ini adalah sesuatu yang sangat krusial sehingga tentunya juga menjadi perkara yang cukup sulit. Oke, katakanlah stigma tersebut sudah terhapus di kalangan orang-orang yang berkecimpung di dunia difabel, seperti para aktivis-aktivis yang memiliki concern terkait isu-isu difabel. Namun yakinkah kita bahwa stigma tersebut sudah terhapus di kalangan masyarakat umum?

Padahal sebenarnya keberadaan stigma ini sangat besar pengaruhnya. Bayangkan jika anggapan bahwa difabel adalah suatu ketidaknormalan sudah hilang sama sekali di masyarakat, bahwa para difabel sama berhaknya dengan non-difabel dalam banyak urusan. Jika saja pemahaman itu sudah tertanam dengan baik di setiap lapisan masyarakat, maka seharusnya sudah tidak ada lagi diskriminasi dan hambatan dalam hal pemenuhan hak-hak difabel seperti yang masih terjadi saat ini.

Kita ambil contoh dalam dunia pekerjaan. Jika tokoh-tokoh penting dalam perusahaan sudah memilik pemahaman yang baik bahwa para difabel pantas memiliki kesempatan yang sama denga non-difabel, tentunya hal itu akan memperluas kesempatan kerja bagi difabel. Dengan begitu juga para difabel akan merasa diperlakukan dengan lebih baik sehingga akan membangun image positif dan kepercayaan diri bagi diri mereka sendiri, sekaligus memotivasi teman-teman difabel lain. Dengan begitu tentunya semangat dan produktivitas mereka akan menjadi lebih maksimal.

Sebut juga dalam hal pengadaan fasilitas. Jika seluruh kalangan yang berwenang sudah menghapuskan stigma negatif terhadap difabel dan menyadari pentingnya keberadaan mereka di masyarakat, seharusnya sudah tidak ada lagi hambatan dalam memenuhi fasilitas difabel dengan baik. Mereka akan menyadari bahwa fasilitas-fasilitas untuk difabel tersebut merupakan hal yang benar-benar penting dan perlu diselesaikan dengan baik, sehingga penyediaan fasilitas untuk mereka tidak lagi dikesampingkan.

Hal yang sama juga berlaku dalam berbagai aspek seperti halnya dalam pendidikan, dan juga hal-hal terkait kehidupan bernegara lainnya. Intinya, jika stigma negatif tersebut bisa benar-benar dihapuskan dalam benak masyarakat umum tentunya hal itu dapat menciptakan atmosfer yang jauh lebih baik bagi teman-teman difabel.

Sudah seharusnya menjadi kewajiban kita semua untuk membantu mengedukasi dan mengkampanyekan kepada masyarakat luas tentang isu kesetaraan difabel. Dengan begitu kita sudah turut membantu mengikis stigma negatif yang masih melekat kuat di beberapa kalangan. Mungkin memang tidak akan mudah untuk benar-benar menghapuskan stigmanya, tetapi setidaknya kita memiliki usaha untuk memulainya, kan?

Author : Fia – Div.Kastrat

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top