[PENELITIAN SOSIAL 2020]-Adaptasi Belajar Guru dan Siswa SLB di Masa Pandemi: SLB-A Yaketunis

Salam kesetaraan!

Pada Rabu, 26 Agustus 2020, departemen Litbang bersama departemen SLB Mitra UKM Peduli Difabel UGM telah berkolaborasi untuk melaksanakan kegiatan Penelitian Sosial atau PenSos 2020. Pada tahun ini, PenSos dilaksanakan secara berbeda karena adanya pandemi Covid-19 yang menjadikan semua kegiatan harus dilakukan secara daring. Namun, hal ini tidak mengurangi antusiasme teman-teman UKM Peduli Difabel UGM dalam mengikuti acara PenSos 2020.

Acara PenSos 2020 memiliki tema “Adaptasi Belajar Guru dan Siswa SLB di Masa Pandemi: SLB-A Yaketunis”. Dengan mengambil tema tersebut, PenSos kali ini diharapkan mampu memberi gambaran mengenai hal-hal yang dihadapi oleh para guru dan siswa SLB-A Yaketunis di masa pandemi serta bagaimana mereka melakukan adaptasi dengan kondisi tersebut. Hal itu tentu dapat tercapai melalui pemateri yang hadir dalam acara ini, yaitu Ibu Sri Andarini Ekaprapti, M.Pd. yang merupakan kepala SLB-A Yaketunis.

Selama acara PenSos 2020 ini, Ibu Sri Andarini Ekaprapti, atau yang biasa dipanggil Bu Rini, menceritakan bagaimana tim guru SLB-A Yaketunis melakukan pengajaran selama masa pandemi. Mulai dari kurikulum yang digunakan, hingga kegiatan belajar-mengajar melalui metode pembelajaran jarak jauh. Begitu pula dengan sikap dan respon yang diberikan oleh siswa-siswa mereka.

( Pembahasan mengenai pembelajaran jarak jauh via online )

Menurut Bu Rini, peran guru sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh ini. Beliau menjelaskan bahwa setiap guru bertanggung jawab terhadap siswa-siswi sesuai tingkatan kelas mereka masing-masing. Para guru mengawasi siswa baik di bidang pembelajaran maupun kesehatan. Sebagai kepala sekolah, Bu Rini juga melakukan pengawasan terhadap para guru tersebut. Hasil dari sistem ini menjadi bahan pertimbangan bagi tim guru SLB-A Yaketunis dalam mengambil keputusan selama proses pembelajaran jarak jauh. Ada banyak hal yang perlu disiapkan para guru dalam pembelajaran jarak jauh ini, terutama pemilihan media pembelajaran. Guru-guru SLB-A Yaketunis memilih menggunakan media WhatsApp, terutama fitur voice note. Selain itu, media surat-menyurat dan home visit menjadi alternatif apabila para guru menemui kendala dalam menghubungi siswanya. Kegiatan home visit tentu saja dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat.

Kurikulum yang digunakan oleh SLB-A Yaketunis sebelum dan selama pandemi adalah Kurikulum 2013 (K13), hanya saja selama pandemi ada perbedaan. Perbedaan tersebut adalah selama masa pandemi ini, guru dan siswa tidak dituntut untuk menyelesaikan capaian kompetensi sesuai kurikulum. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Keputusan tersebut menyatakan bahwa satuan pendidikan dalam kondisi khusus tidak harus menyelesaikan kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013, tetapi menyesuaikan dengan kemampuan siswa dan kondisi saat ini sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa.

SLB-A Yaketunis melakukan penyesuaian mata pelajaran tematik berupa peningkatan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi keterampilan kemandirian siswa. Penyesuaian pembelajaran yang dilakukan misalnya memberikan tugas kepada siswa yang berkaitan dengan hal bantu diri atau kegiatan sehari-hari seperti membuat susu sendiri. Dalam proses pembuatan susu terdapat beberapa materi tematik yang bisa digabungkan, misalnya materi matematika berupa berapa sendok susu yang ditambahkan.

( Pembahasan menuju New Normal oleh Ibu Sri Andarini Ekaprapti, M.Pd. , Kepala SLB-A Yaketunis )

Kegiatan pembelajaran di SLB-A Yaketunis saat daring (online) dan luring (offline) tentu berbeda. Saat offline, siswa SLB-A Yaketunis bisa datang ke sekolah, belajar dan berinteraksi langsung bersama teman dan juga bapak ibu guru. Pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, penyampaian tugas dan materi kepada siswa diberikan melalui fitur voice note pada aplikasi WhatsApp. Para siswa kemudian diminta untuk mengirimkan video sebagai bukti pengerjaan tugas sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Namun, pada beberapa anak MDVI (Multi Disability Visual Impairment), pembelajaran secara daring sulit dilakukan. Menurut Bu Rini, kesulitan ini terjadi karena siswa MDVI sulit untuk dikendalikan dan memiliki pola tidur yang berbeda. Oleh karena itu pembelajaran bagi anak-anak MDVI ini dilakukan secara luring. Kegiatan pembelajaran secara luring untuk siswa MDVI ini dilakukan dengan cara orang tua datang ke sekolah guna mengambil teks analisis dari guru atau guru yang mengunjungi rumah murid untuk melihat perkembangan dan kondisi selama di rumah.

Bu Rini mengatakan bahwa terdapat suka dan duka selama pembelajaran jarak jauh ini. Perasaan suka yang dialami pelajar difabel yaitu dapat membentuk ikatan yang lebih kuat dengan keluarga. Keluarga juga dapat memantau kesehatan anak pada saat di rumah dan menjadi pengalaman baru bagi orang tua dalam mengetahui cara belajar anak seperti di sekolah.

Perasaan duka yang dialami pelajar difabel umumnya adalah kendala jaringan. Selain itu, kondisi yang tidak memungkinkan untuk bisa bertatap muka dapat mengubah perilaku para siswa. Disampaikan juga oleh Bu Rini, terdapat kemungkinan para siswa akan menunjukkan kemunduran tingkat kemandirian saat kembali ke sekolah nanti. Penyebabnya adalah karena selama pembelajaran jarak jauh siswa terbiasa bersama dengan orang tuanya. Akibatnya, tim guru harus kembali melatih siswa agar dapat hidup mandiri.

Di awal kegiatan pembelajaran jarak jauh dimulai, siswa-siswi SLB-A Yaketunis menunjukkan berbagai macam respon mengenai hal tersebut. Banyak siswa yang merasa rindu untuk pergi ke sekolah, bertemu teman-teman juga para guru, serta berjalan dan bermain di area sekolah. Mereka merindukan kebiasaan lama yang mereka miliki sebelum masa pandemi ini datang. Dituturkan juga oleh Bu Rini, bahwa terdapat beberapa siswa yang merasa marah dengan orang-orang terdekat akibat perubahan situasi yang mendadak. Namun, pihak SLB-A Yaketunis senantiasa membantu para orang tua siswa dalam memberikan pengertian kepada para siswa mengenai kondisi saat ini. Seiring berjalannya waktu, siswa-siswi SLB-A Yaketunis pun mulai mengerti dan terbiasa dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini. Siswa-siswi SLB-A Yaketunis pun tetap aktif berkomunikasi satu sama lain, khususnya melalui grup WhatsApp yang mereka miliki.

Semoga melalui acara PenSos tahun ini kita mendapatkan gambaran mengenai bagaimana proses kegiatan belajar-mengajar di SLB tetap dapat berjalan selama pandemi, terutama di SLB-A Yaketunis. Selain itu, mari kita sama-sama berharap semoga pandemi ini dapat segera berakhir agar kita semua dapat beraktivitas normal kembali.

Sekian dari kami dan salam kesetaraan!

( Sesi Foto bersama Akhir Acara PENSOS 2020 )

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top