Inspiration Porn: Objektifikasi Penyandang Disabilitas untuk Menginspirasi Orang Lain

“Walaupun guru itu mengajar dengan menggunakan kursi roda, dia selalu ceria dan tidak pernah absen untuk mengajar di kelas.”

“Lihat, walaupun tidak dapat melihat, dia tetap bisa memainkan alat musik dan bernyanyi dengan sangat baik.”

“Wah, hebat sekali, dia menghalau segala rintangan dengan keterbatasan yang dimiliki dalam kejuaraan tingkat nasional.”

“Mereka yang memiliki keterbatasan saja bisa lulus dengan nilai yang sempurna, kalau begitu aku juga pasti bisa!”

Sekilas, tidak ada yang salah dengan kata-kata di atas bukan? Namun, siapa sangka bahwa selama ini, kata-kata tersebut merujuk pada sebuah istilah bernama “Inspiration Porn”. Mungkin beberapa dari teman-teman belum familiar dengan istilah tersebut. Nah, kebetulan banget! Kali ini, Saturday Night Info akan membawakan informasi menarik yang wajib banget teman-teman baca sampai habis seputar “Inspiration Porn”.

Nah, langsung saja, kira-kira apa, ya, “Inspiration Porn” itu?

Inspiration porn
(sumber: YouTube @TED)

Inspiration porn merupakan istilah yang dicetuskan oleh seorang komedian, jurnalis, dan aktivis disabilitas asal Australia bernama Stella Young. Ia memperkenalkan istilah ini pada tahun 2012 di situs online Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan tahun 2014 di acara TED Talks. Stella Young mendefinisikan inspiration porn sebagai cara orang non-disabilitas memandang para penyandang disabilitas sebagai objek inspirasi. Kemudian, acara TV Speechless di tahun 2017 dalam salah satu episodenya menyebutkan bahwa inspiration porn adalah penggambaran para penyandang disabilitas sebagai orang yang hadir untuk menghangatkan hati dan membuka pikiran orang non-disabilitas. Grue (2016) juga mengembangkan makna inspiration porn oleh Stella Young sebagai

  1. gambar atau bentuk penyajian konten lainnya yang menonjolkan disabilitas seseorang;
  2. konten tersebut memperlihatkan penyandang disabilitas sedang melakukan aktivitas, khususnya kegiatan yang menunjukkan kecakapan fisiknya; dan
  3. terdapat kalimat yang mengarahkan audiens agar terinspirasi oleh konten tersebut. 

Menurut Grue (2016), setidaknya terdapat dua bentuk dari inspiration porn. Pertama, penyajian keberhasilan seorang penyandang disabilitas dengan menonjolkan satu aspek, yaitu disabilitasnya. Sering kali non-disabilitas kemudian berfokus pada disabilitas yang dimiliki seseorang dan mengabaikan aspek lain yang dapat mengganggu fantasi mereka, seperti proses meraih keberhasilan itu. Kedua, kegiatan biasa bagi penyandang disabilitas yang dianggap tidak biasa oleh non-disabilitas karena disabilitas yang dimiliki. Tidak jarang penyandang disabilitas mendapatkan pujian karena terlepas dari disabilitasnya, mereka dapat melakukan kegiatan sehari-hari selayaknya non-disabilitas.

(sumber: www.livingonthespectrum.com)

Stella Young mengungkapkan bahwa penggunaan kata porn dalam inspiration porn merujuk pada pornografi sungguhan yang kerap kali dijadikan sebagai bahan untuk mengobjektifikasi seseorang atau kelompok demi kepentingan segelintir orang. Dalam hal ini, penyandang disabilitas diobjektifikasi agar orang non-disabilitas dapat berefleksi sekaligus terinspirasi oleh kegiatan atau pencapaian penyandang disabilitas yang dianggap mengagumkan. Realita itu menjadi persoalan penting sebab orang-orang cenderung lebih berfokus pada disabilitas seseorang daripada aspek lain dalam diri mereka.

Cara pandang yang salah terhadap penyandang disabilitas tersebut membuat kebanyakan orang non-disabilitas memandang hal-hal yang “normal” dilakukan oleh para penyandang disabilitas sebagai sesuatu yang luar biasa dan menginspirasi bagi mereka. Misalnya, penyandang disabilitas daksa yang berhasil menaiki tangga secara mandiri atau penyandang disabilitas netra yang dapat menaiki transportasi umum tanpa bantuan orang lain patut diberikan pujian. Inspiration porn juga membuat penetapan standar tidak realistis yang harus dicapai penyandang disabilitas agar dapat dianggap sebagai seseorang yang luar biasa. Stella Young menegaskan bahwa tindakan atau perilaku normal yang biasa dilakukan oleh penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa hanya karena disabilitas yang mereka miliki (Young, 2012). 

Dalam acara TED Talks di tahun 2014, Stella Young juga memberikan sebuah pernyataan tentang model sosial terkait disabilitas yang berbunyi, “Disabled people are more disabled by our societies than our body’s and our diagnosis”. Dengan kata lain, narasi mengenai disabilitas sebenarnya muncul dari cara pandang masyarakat terhadap disabilitas itu sendiri. Hughes & Paterson (1997) menyebutkan bahwa model sosial menentang dominasi sudut pandang medis terhadap disabilitas. Dalam model ini, narasi mengenai disabilitas tidak muncul sebagai konsekuensi dari disfungsi fisik seperti dalam asumsi medis, tetapi dihasilkan secara sosial melalui pola-pola pengucilan sistematis. Penyandang disabilitas diasumsikan sebagai individu yang hidupnya kesulitan dan tidak dapat melakukan hal-hal tertentu. Itulah mengapa ketika penyandang disabilitas dapat melakukan sesuatu selayaknya non-disabilitas, mereka dianggap hebat dan menginspirasi.

Penggambaran penyandang disabilitas yang dijadikan sebagai objek inspirasi dan motivasi oleh orang-orang non-disabilitas perlu dihentikan dengan menanamkan kesadaran bahwa inspiration porn merupakan bentuk dari eksploitasi yang menempatkan para penyandang disabilitas sebagai objek belas kasihan. Ketika kalian berniat untuk memberikan pujian dan apresiasi kepada para penyandang disabilitas, utamakanlah pujian dan apresiasi terhadap prestasi dan karya yang dimiliki ketimbang berfokus pada disabilitas mereka. 

— Stella Young (2014): “I wanna live in a world when we value genuine achievement for disabled people.”

Referensi:

ABC. (2017, Januari 13). Inspiration Porn – Speechless [Video]. YouTube. Diakses pada 19 Juli 2024 dari https://youtu.be/IaH3gB3WLX8?si=rzTdyBVvqY-GPf-y

Gaib, W. A. I. (2023, Juni 15). Inspiration Porn Model: Cara yang Salah Memandang Disabilitas. Kumparan. Diakses pada 16 Juni 2024 dari https://kumparan.com/wafa-auliya/inspiration-porn-model-cara-yang-salah-memandang-disabilitas-20bWUujT59M 

Grue, J. (2016). The problem with inspiration porn: a tentative definition and a provisional critique. Disability and Society, 31(6), 838–849. https://doi.org/10.1080/09687599.2016.1205473

Hughes, B., & Paterson, K. (1997). The Social Model of Disability and the Disappearing Body: Towards a sociology of impairment. Disability & Society, 12(3), 325–340. https://doi.org/10.1080/09687599727209

TED. (2014, Juni 9). I’m not your inspiration, thank you very much | Stella Young [Video]. Youtube. Diakses pada 17 Juni 2024 dari https://youtu.be/8K9Gg164Bsw 

The Wheelchair Teen. (2020, Februari 3). Inspiration Porn vs. Actual Inspiring People. thewheelchairteen.com. Diakses pada 16 Juni 2024 dari https://thewheelchairteen.com/2020/02/03/inspiration-porn-vs-actual-inspiring-people/ 

Young, S. (2012, Juli 2). We’re not here for your inspiration. ABC. Diakses pada 16 Juni 2024 dari https://www.abc.net.au/news/2012-07-03/young-inspiration-porn/4107006?utm_campaign=abc_news_web&utm_content=link&utm_medium=content_shared&utm_source=abc_news_web 

 

Penulis: Putri Aulia Zulfa dan Afifah Nur Aisah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top