“One of my main missions in life is to convince people not to give up.”
— Henry Heard
Dengan satu lengan dan satu kaki, Henry Heard, seorang penari Tap profesional sekaligus aktivis penyandang disabilitas asal Amerika, sukses mematahkan asumsi masyarakat bahwa penyandang disabilitas tak mampu memperoleh hidup yang memuaskan. Ia mendobrak stereotipe masyarakat terhadap penyandang disabilitas dan menyatakan kebanggaannya akan keunikan tubuhnya dengan mengklaim “crip”, sebuah peyorasi atau ejekan terhadap mereka yang dianggap kurang beruntung, sebagai nama panggungnya.
Henry “Crip” Heard lahir pada 10 November 1924 dan dibesarkan di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat. Heard muda menggemari musik dan telah belajar menari sejak usia 6 tahun. Ia kemudian memulai karirnya sebagai penari di klub pada usia 14 tahun. Akan tetapi, kehidupan Heard berubah 180 derajat ketika mobil yang ia tumpangi bersama timnya, the Three Dots, ditabrak oleh kereta yang melaju di sebuah persimpangan. Henry Heard adalah satu-satunya korban yang selamat. Ia terluka parah dan harus mengamputasi lengan serta kaki kanannya.
Setelah berulang kali menjalani operasi, Heard merasa putus asa dan nyaris mengubur mimpinya menjadi penari selamanya. Namun, sesuatu membuatnya berubah pikiran. “Aku melihat orang-orang buta dan lumpuh berdiri di pinggir jalan sambil membawa kaleng dan pensil,” tutur Heard dalam sebuah wawancara pada tahun 1958, “aku ingin berbuat lebih. Aku tidak ingin hidup hanya dengan mendengarkan komentar orang lain.”
Henry Heard kembali berlatih menari dengan dukungan Gip “Sandman” Roberts, seorang penyanyi sekaligus komedian. Ketenarannya dimulai dari penampilannya yang memikat penonton di Boarding House Blues, dimana Heard menarikan the Charleston step menggunakan kruk, kemudian melemparkan tongkat penyangganya keluar panggung dan melanjutkan tariannya. Setelah itu, Heard tampil di Apollo Theater di Harlem, Club Alabam di Los Angeles, hingga Club Juana di Detroit. Selain membawakan tariannya yang bersemangat, ia juga bernyanyi—Heard pernah berduet dengan penyanyi dan pianis Gladys Bentley. Di setiap lokasi pertunjukannya, Henry Heard mengunjungi dan menghibur para pasien di rumah sakit. Ia juga tampil di kegiatan penggalangan dana Democratic Party, acara komunitas National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), bahkan memberikan tunjangan Natal tahunan bagi anak-anak di Illinois School dan Rehabilitation Center, Chicago.
Setelah bertahun-tahun menikmati kesuksesan dan hidup dengan gemuruh tepuk tangan audiens, Henry Heard akhirnya menetap di Chicago bersama anak dan istrinya. Ia kemudian bercerai, dan di tahun-tahun berikutnya menjadi sukarelawan untuk the Goodwill Charity, the Social and Rehabilitation Service di Washington, serta the Illinois Board of Rehabilitation. Selama berprofesi sebagai relawan, Heard banyak mengkritisi organisasi-organisasi yang memanfaatkan penyandang disabilitas dengan memberi mereka pekerjaan rendahan dan bayaran yang murah.
Heard meninggal dunia karena penyakit yang telah lama dideritanya pada usia 66 tahun di September 1991, dalam rumahnya di Chicago. Hidupnya yang panjang dan berwarna membuktikan bahwa orang yang dianggap tidak mampu di mata masyarakat nyatanya dapat meraih kesuksesan dan menjalani hidup yang bermakna. Henry “Crip” Heard membawa senyuman dan kebahagiaan bagi banyak orang dengan cara yang tidak terduga. Pesannya memberi harapan bagi semua orang—tidak hanya bagi para penyandang disabilitas—bahwa kita semua mampu menjalani hidup yang bahagia dan bermakna.
Referensi:
Rosenberg, M. (2024). Overlooked No More: Henry Heard, Tap Dancer and Advocate for People with Disabilities. The New York Times. [online] 2 Feb. Available at: https://www.nytimes.com/2024/02/02/obituaries/henry-heard-overlooked.html [Accessed 21 Feb. 2024].
Penulis: Jap, Marshella D. K.