Di dunia teman Tuli, mendengar berarti meresapi lewat mata, merasakan dengan hati, dan memahami melalui gerakan. Disabilitas Tuli berekspresi dan berinteraksi melalui bahasa isyarat. Bahasa isyarat adalah sistem komunikasi yang menggunakan gerakan tangan, bibir, dan ekspresi wajah untuk menyampaikan pesan.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua sistem bahasa isyarat yang umum digunakan, yaitu BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dan SIBI (Sistem Bahasa Isyarat Indonesia). BISINDO berkembang secara alami sebagai bentuk komunikasi yang digunakan langsung oleh teman Tuli, sehingga gerakannya bervariasi di setiap daerah. Sementara itu, SIBI diadaptasi dari ASL (American Sign Language) dan dibuat dengan sistem yang baku sesuai kaidah bahasa Indonesia. SIBI dirancang oleh mantan kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) yang merupakan orang dengar. Namun, sistem ini dianggap lebih sulit oleh teman Tuli karena memiliki kosakata yang lebih kompleks serta mengandung awalan dan akhiran, tidak seperti BISINDO yang lebih sederhana (Jannah, 2024).
Banyak dari teman-teman mungkin memiliki ketertarikan untuk belajar bahasa isyarat, tetapi bingung harus memulainya dari mana. Saat ini, ada banyak alternatif cara yang dapat digunakan untuk mempelajari dasar-dasar bahasa isyarat. Adanya teknologi turut mempermudah kita dalam mengaksesnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan aplikasi Hear Me.
Aplikasi Hear Me merupakan aplikasi penyedia layanan penerjemah BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) melalui tampilan animasi 3D. Aplikasi ini bisa didapatkan melalui Play Store maupun App Store.
Gambar 1. Aplikasi Hear Me
Gambar 2. Tampilan beranda aplikasi
Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur menarik, di antaranya fitur Translate Me, Transcribe Me, Learn Me, dan Play Me. Melalui Translate Me, pengguna dapat merekam atau mengetikkan kata-kata yang nantinya akan diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat. Misalnya, kata yang ingin dicari adalah “selamat pagi”. Hasil pencarian akan menampilkan peragaan kata oleh Dave—maskot aplikasi Hear Me berupa animasi 3D. Visualisasi juga dapat diulang dan diatur kecepatannya.
Gambar 3. Penggunaan fitur Translate Me
Adanya fitur Transcribe Me turut memungkinkan pengguna dalam mengidentifikasi suara menjadi teks/tulisan secara real time. Suara yang telah direkam, dapat disimpan di riwayat dan diunduh dalam format PDF (Portable Document Format). Menarik, bukan?
Gambar 4. Fitur Transcribe Me
Selain itu, terdapat pula fitur Learn Me. Fitur ini membuat pengguna dapat mempelajari kosakata-kosakata bahasa isyarat dalam berbagai topik/kategori. Misalnya, kategori sapaan, transportasi, dan ucapan sehari-hari. Pengguna lalu dapat menguji pemahaman melalui fitur Play Me. Play Me berisikan games interaktif dimana pengguna dapat mengumpulkan skor untuk melihat sejauh mana penguasaan materi.
Gambar 5. Fitur Learn Me
Gambar 6. Fitur Play Me
Saat ini, Hear Me masih memerlukan pengembangan lebih lanjut mengingat BISINDO yang tersedia masih terbatas pada BISINDO Jakarta saja. Inovasi teknologi semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk mempelajari bahasa isyarat, mempermudah komunikasi bagi penyandang Tuli, serta menjembatani interaksi antara teman Tuli dan teman dengar.
Penulis: Nabila Putri Herviana
Referensi
Anonim. (2025, 3 Juni). Menjadi Relawan Teman Tuli: Dari Rasa Penasaran Menuju Komitmen yang Mendalam. Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin. https://udc.unhas.ac.id/menjadi-volunteer-jbi-dari-rasa-penasaran-menuju-komitmen-yang-mendalam/
Jannah, Z. R. (2024, 12 November). Perbedaan Bahasa Isyarat: BISINDO VS SIBI. Lembaga Bahasa Internasional FIB UI. https://lbifib.ui.ac.id/index.php/id/blog/artikel/perbedaan-bahasa-isyarat-bisindo-vs-sibi
Permana, A. (2019, 28 November). Hear Me, Aplikasi untuk Tuna Rungu Buatan Mahasiswa ITB. Institut Teknologi Bandung. https://itb.ac.id/berita/hear-me-aplikasi-untuk-tuna-rungu-buatan-mahasiswa-itb/57351
