Disabilities: All the Shapes and Colors

Apa sih yang dimaksud disabilitas? Kalau aku punya gangguan mental atau sedang memakai kursi roda karena kecelakaan, apa aku termasuk difabel?

Teman-teman mungkin pernah mendengar atau menerima pertanyaan-pertanyaan terkait disabilitas seperti di atas. Masing-masing orang mungkin juga mempunyai pandangan yang berbeda dalam mendefinisikan “disabilitas”. Dilansir dari World Health Organization (2025), disabilitas merupakan hasil interaksi antara individu yang memiliki kondisi kesehatan khusus, seperti down syndrome atau depresi, dengan faktor internal maupun eksternal berupa stigma sosial hingga pembangunan sistem transportasi dan gedung yang kurang inklusif. Sementara itu, menurut CDC Disability and Health Branch, disabilitas adalah segala kondisi fisik maupun mental yang menghambat atau menyulitkan seseorang dalam mengerjakan suatu aktivitas serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 

Di Indonesia, penggunaan variasi terminologi terkait disabilitas yang digunakan secara umum, seperti “kelainan” (abnormality), “tuna” (deficit/loss), dan “cacat” (defect/invalid), telah membangun pandangan sosial yang negatif terhadap para kawan difabel. Di sisi lain, istilah “penyandang disabilitas” yang merupakan serapan dari bahasa Inggris people with disabilities juga kurang sesuai karena cenderung berfokus pada aspek fisik alih-alih seluruh faktor serta perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh kawan difabel. Kemudian, di Jawa Tengah, muncul istilah “difabel” (people who are differently able) yang kini dianggap sebagai kata yang tepat untuk menggambarkan serta menghargai perbedaan kemampuan unik pada masing-masing individu (Suharto et al., 2016).

Berdasarkan jenis kondisinya, disabilitas dapat dibedakan menjadi beberapa tipe. Jenis yang pertama merupakan kondisi yang telah dimiliki sejak lahir dan memengaruhi kegiatan di kemudian hari. Tipe ini meliputi perbedaan kemampuan mengingat, belajar, dan memahami (kognisi), mobilitas, penglihatan, pendengaran, serta perilaku seperti sindrom Down. Jenis yang kedua yaitu kondisi yang tampak seiring dengan perkembangan anak, seperti autisme dan ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder). Kondisi berikutnya merupakan perbedaan kemampuan yang disebabkan oleh luka atau penyakit seperti gangguan pada otak dan sumsum tulang belakang serta penyakit jangka panjang seperti diabetes. Tipe disabilitas yang terakhir yaitu kondisi yang bersifat progresif/bertahap (distrofi otot), statis (amputasi), hingga intermiten (multiple sclerosis)

Gambar 1. Dunia dari Perspektif Berbeda (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=oQgmbuSOs1c)

Sebanyak 1,3 miliar orang—sekitar 16% dari populasi global—saat ini memiliki disabilitas yang memengaruhi kehidupan mereka secara signifikan. Jumlah ini terus meningkat karena peningkatan penuaan populasi dan penyakit tidak menular. Lingkungan yang tidak inklusif dan aksesibel seringkali juga menciptakan hambatan yang menghalangi partisipasi penuh para kawan difabel di masyarakat atas dasar kesetaraan dengan orang lain. Sebuah video oleh EDF Disabled English Corner yang berjudul Inclusion Makes the World More Vibrant mengilustrasikan dunia dimana kawan difabel merupakan mayoritas, dimana segala sarana prasarana maupun layanan masyarakat dirancang khusus bagi kawan difabel dengan kemampuan yang beragam. Dalam video tersebut, kita dapat melihat bahwa dunia yang inklusif bagi kawan difabel belum tentu inklusif juga bagi para non-difabel, menunjukkan beratnya hidup ketika banyak aspek di masyarakat masih belum akomodatif dan aksesibel bagi kita. Untuk mendukung pencapaian partisipasi sosial serta mengatasi hambatan yang dialami oleh kawan difabel, diperlukan fasilitas yang inklusif dan tepat sasaran dalam kehidupan mereka sehari-hari. 

 

Penulis: Jap, Marshella D. K.

 

Refrensi

CDC (2024). Disability and Health Promotion. [online] Disability and Health. Available at: https://www.cdc.gov/disability-and-health [Accessed 13 Mar. 2025]. 

Suharto, S., Kuipers, P. and Dorsett, P. (2016). Disability terminology and the emergence of ‘diffability’ in Indonesia. Disability & Society, 31(5), pp.693–712. doi:https://doi.org/10.1080/09687599.2016.1200014.

World Health Organization (2025). Disability. [online] World Health Organization. Available at: https://www.who.int/health-topics/disability#tab=tab_1 [Accessed 13 Mar. 2025].

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top